CONTOH KARYA ILMIAH
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI
SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR 154 TALANG ARO
KECAMATAN
MUARA BULIAN
KARYA
ILMIAH
Diajukan sebagai salah
satu tugas mata kuliah Seminar Kependidikan
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh
ALMUTTAHIDIN
NIM A12D108053
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
MEI 2010
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, serta petunjuk yang telah diberikan-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “Perpustakaan dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri No. 154 Talang Aro”.
Penulisan Karya Ilmiah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Seminar
Kependidikan pada Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Jambi.
Dalam penulisan
Karya Ilmiah ini penulis
telah banyak mendapat petunjuk dan bimbingan dari beberapa pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kemudahan, dorongan, petunjuk dan bimbingan sehingga
selesainya Karya Ilmiah ini, secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada;
1.
Bapak Drs. Maryono, M.Pd sebagai Dosen Pengampu
Mata Kuliah Seminar Kependidikan.
2.
Bapak Kepala dan Majelis Guru SD Negeri No. 154 Talang Aro yang telah bekerjasama dan
membantu penulisan
Karya Ilmiah ini.
3.
Isteri tercinta dan anakku serta
Ibunda dan orang-orang dekat/karib yang telah banyak memberikan motivasi untuk penulisan Karya Ilmiah ini.
4.
Rekan-rekan dan pihak-pihak lain yang telah banyak
memberi bantuan.
Semoga bantuan, petunjuk dan
bimbingan yang telah mereka berikan itu menjadi amal ibadah serta mendapat
balasan dari Allah SWT, Amin.
Muara Bulian, Medio Mei 2010
Penulis
ABSTRAK
Almuttahidin. 2010. “Perpustakaan dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri No. 154 Talang Aro”. Karya Ilmiah. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi, Dosen Pengampu Drs. Maryono, M.Pd
Kata Kunci: Perpustakaan, Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Undang Undang tentang Perpustakaan (UU No. 43/2007) menyatakan bahwa
Pemerintah berkewajiban menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan
perpustakaan. Untuk itu perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan
dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi. Dimana fungsi
perpustakaan adalah sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi yang akan memperluas wawasan, meningkatkan kecerdasan
dan keberdayaan bangsa. Karena itu berdasarkan fungsinya di Indonesia dikenal
beberapa jenis perpustakaan yaitu Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum,
Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan Sekolah.
Hal ini tercantum dalam Pasal 20 Undang-undang tentang Perpustakaan.
Rendahnya
kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya proses
pembelajaran. Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari siswa, guru,
sarana dan prasarana pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan motivasi siswa
yang rendah, kinerja guru yang kurang baik serta sarana dan prasarana yang
kurang memadai, akan menyebabkan kurang berhasilnya instruksional. Proses
pembelajaran yang kurang berhasil dapat menyebabkan siswa kurang berminat untuk
belajar. Minat siswa yang kurang ditunjukkan dari kurangnya aktivitas belajar,
interaksi dalam proses pembelajaran dan persiapan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Sekolah
sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun
prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan
peningkatan pelayanan perpustakaan sekolah merupakan pekerjaan yang utama
selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya.
Kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai,
terlebih pada pelajaran Bahasa Indonesia yang notebene adalah pembelajaran yang
paling mendasar karena untuk bisa menguasai perpustakaan tentulah aspek
kebahasaannya harus dipenuhi terlebih dahulu. Salah satunya adalah perpustakaan
yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Karena perpustakaan mengemban
peranan yang sangat penting
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Abstrak ................................................................................................................. iii
Daftar Isi .............................................................................................................. iv
BAB
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan
..................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 3
BAB II. KAJIAN
PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1.
Perpustakaan Sekolah .............................................................. 4
2.1.1. Pengertian Perpustakaan .......................................................... 4
2.1.2. Perpustakaan SD Negeri No. 154/I Talang Aro ...................... 6
2.1.3. Usaha Perbaikan Perpustakaan SD Negeri No. 154/I
Talang Aro ............................................................................... 9
2.2.
Pembelajaran Bahasa Indonesia .............................................. 11
2.2.1. Deskripsi Pembelajaran
Bahasa Indonesia .............................. 11
2.2.2. Penerapan Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................. 12
2.2.3. Upaya Perbaikan Pembelajaran
Bahasa Indonesia .................. 13
BAB III. PEMBAHASAN
................................................................................. 15
3.1.
Keterkaitan Perpustakaan Sekolah dan
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia di SD ........................................................... 15
2.2.
Upaya Peningkatan Perpustakaan
Sekolah untuk
Pembelajaran
Bahasa Indonesia .............................................. 16
BAB IV. PENUTUP ........................................................................................... 18
4.1.
Kesimpulan .............................................................................. 18
4.2.
Saran ........................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai
sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung
jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.
Rendahnya kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai
kurang berhasilnya proses pembelajaran. Jika dianalisis secara makro
penyebabnya bisa dari siswa, guru, sarana dan prasarana pembelajaran yang
digunakan. Juga minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang kurang
baik serta sarana dan prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan kurang
berhasilnya instruksional. Proses pembelajaran yang kurang berhasil dapat
menyebabkan siswa kurang berminat untuk belajar. Minat siswa yang kurang
ditunjukkan dari kurangnya aktivitas belajar, interaksi dalam proses
pembelajaran dan persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai
tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu mempersiapkan
sekolah dengan segala sarana maupun prasarana pendidikan seperti perbaikan
kurikulum, peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan perpustakaan sekolah
merupakan pekerjaan yang utama selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya.
Kurikulum yang telah perbaharui menyarankan agar
kegiatan pengajaran tidak hanya datang satu arah dari guru saja, melainkan multi
arah, begitu juga sumber pembelajaran juga dapat dari mana saja dan apa saja
terlebih dalam era sekarang ini. Dalam komunikasi multi arah guru harus aktif
merencanakan, memilih, membimbing, dan menganalisa berbagai kegiatan yang
dilakukan siswa, sebaliknya siswa diharapkan untuk aktif terlebih mental maupun
emosional. Proses belajar yang harus dilakukan siswa untuk mendapatkan
keterampilan, menemukan, mengelola, menggunakan, dan mengkomunikasikan hal-hal
yang telah ditemukan merupakan hasil belajar yang diharapkan. Guru sebagai pendidik
harus menguasai bermacam-macam metode mengajar, yaitu pembelajaran tidak hanya
dilakukan dikelas dengan proses pembelajaran yang cenderung siswa dibelajarkan,
akan tetapi guru dapat memvariasikan pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk
melakukan proses inkuiri yang dapat dilakukan diperpustakaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan diatas, masalah dalam
penulisan karya ilmiah ini dapat dirumuskan sebagai berikut; “Perpustakaan dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri No. 154 Talang Aro Kec. Muara
Bulian”.
1.3.
Tujuan Penulisan
Melalui penulisan karya ilmiah ini, maka tujuan yang
ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1.
Mengajak
siswa dan guru untuk lebih memanfaatkan perpustakaan sebagai media pembelajaran.
2.
Meningkatkan
keterampilan siswa dalam membaca.
3.
Meningkatkan
mutu hasil belajar dan pembelajaran siswa.
4.
Menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan serta arti pentingnya perpustakaan sebagai jendela
ilmu khususnya bagi siswa dan guru, umumnya kepada semua pembaca.
1.4. Manfaat Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan memberi manfaat
yang luas, baik bagi penulis sendiri maupun pembaca umumnya;
1. Bagi penulis ;
Sebagai tugas akhir perkuliahan pada mata kuliah
Seminar Kependidikan, penulisan karya ilmiah ini banyak memberi manfaat, baik
langsung maupun tidak langsung, diantaranya penulis mendapatkan pengetahuan dan
wawasan mengenai keberadaan perpustakaan dan pentingnya sebagai jendela ilmu
dan penunjang keberhasilan pembelajaran di sekolah. Disamping itu penulis
merasa dilatih untuk menulis dan menjadikannya sebagai bahan referensi dan
kajian untuk meningkatkan pembelajaran disekolah.
2. Bagi pembaca
;
Tidak jauh beda dari yang penulis sampaikan diatas,
diharapkan melalui tulisan ini dapat memberikan pemahaman mengenai perpustakaan
dan perannya dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan belajar siswa
khususnya dan masyarakat sekolah pada umumya.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1.
Perpustakaan Sekolah
2.1.1.
Pengertian Perpustakaan
Kebanyakan dari kita mungkin
beranggapan bahwa perpustakaan adalah tempat menyimpan dan meminjam buku, baik
untuk dibaca di tempat maupun dibawa pulang dengan menggunakan kartu anggota
perpustakaan. Dalam benak sebagian besar kita terlintas
bahwa perpustakaan terdiri dari banyak rak dengan tumpukan buku yang tersusun
rapi dalam rak tersebut. Anggapan tersebut memang ada benarnya, tetapi
perpustakaan di masa kini tidaklah selalu terdiri dari sekelompok buku, karena
perpustakaan dewasa ini bisa menyediakan layanan audio-visual, film,slide
mikrofilm dan sebagainya. Memang jika dilihat dari sudut linguistiknya,
perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya buku. Dalam bahasa Latin,
kata perpustakaan ini berasal dari kata liber yang diadopsi ke dalam bahasa
Inggris menjadi library yang juga mengandung arti buku atau sesuatu yang
menyangkut buku. Definisi perpustakaan adalah sebuah ruangan atau bagian sebuah
gedung atau gedung itu sendiri yang dipergunakan untuk kegiatan penyimpanan dan
peminjaman buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata
susunan tertentu untuk pembaca dimana bahan-bahan publikasi itu tidak
diperjual-belikan. Didalam perpustakaan terdapat berbagai bahan cetak dan
publikasi (buku, majalah, laporan, karya tulis, audio visual, film, slide, VCD,
DVD, kaset dsb.) Dalam pelaksanaan perpustakaan ada ilmu yang mengkaji
perpustakaan yang disebut ilmu perpustakaan (library science), yaitu ilmu
pengetahuan yang mengorganisasikan berbagai hal tentang pustaka, baik tentang
tujuan, obyek, fungsi perpustakaan, metode, penyusunan, teknik dan teori yang
digunakan dalam pemberian jasa perpustakaan. Perpustakaan memiliki koleksi
bahan cetak yang digunakan untuk pembaca. Perpustakaan berbeda dengan toko
buku, baik dalam hal hakikat maupun fungsinya. Bila toko buku menyusun buku
yang akan dijualnya dengan maksud mencari keuntungan, maka perpustakaan
bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan penyebarluasan informasi
bagi para pembaca.
Banyak batasan atau pengertian tentang perpustakaan yang
disampaikan oleh para pakar di bidang perpustakaan. Anda dapat mempelajari
beberapa pengertian perpustakaan seperti di bawah ini :
·
Menurut
kamus “The Oxford English Dictionary”, kata “library” atau perpustakaan mulai
digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “ suatu tempat
buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.
·
Pengertian
perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “ suatu gedung, ruangan
atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat
digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu.
·
Dalam
perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan
yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung yang berisi koleksi buku yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
·
Pada tahun
1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk
suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “pusat media, pusat
belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat
rujukan“.
·
Dalam
pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI
nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana
pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai
sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Pengertian perpustakaan yang mutakhir ini telah
mengarahkan kepada tiga hal yang mendasar sekaligus, yaitu hakikat perpustakaan
sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustakan; fungsi perpustakaan
sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan; serta
tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menunjang pembangunan nasional.
Adapun pengertian perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung
jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani seluruh warga sekolah yang
bersangkutan.
2.1.2. Perpustakaan SD
Negeri No. 154/I Talang Aro
Kondisi
sebagian besar perpustakaan sekolah saat ini masih jauh dari yang diharapkan,
belum memenuhi standar nasional perpustakaan. Disamping itu pemangku jabatan,
kepala sekolah, dan guru kurang menyadari pentingnya fungsi dan peran
perpustakaan sekolah bagi peserta didik maupun para pendidik sendiri. Misalnya
ada anggapan bahwa perpustakaan hanya sebagai pelengkap di sekolah. Padahal ia
merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran. Sebab keberhasilan jalannya
proses pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kompetensi guru dan tersedianya
gedung sekolah serta fasilitasnya, tetapi juga perlu didukung oleh tersedianya
buku-buku murah dan perpustakaan yang representatif.
SD Negeri
No. 154/I Talang Aro Kecamatan Muara Bulian adalah salah satu sekolah yang
dikategorikan sebagai SD terpencil di Kabupaten Batang Hari. Hal ini didasarkan
atas peta lokasi dan keadaan lingkungan dimana sekolah ini berada. Dari ibu
kota Kabupaten Batang Hari, sekolah ini berada ± 45 km. Untuk menuju sekolah
ini dalam keadaan normal yaitu cuaca cerah dan tidak hujan dapat dilalui dengan
kendaraan roda dua, akan tetapi bila dalam keadaan hujan maka sulit dilalui
karena jalanan lengket.
Keadaan
lingkungan disekitar sekolah adalah hutan dan perkebunan karet rakyat dan
kelapa sawit. Sebagian besar masyarakatnya hidup dari mengolah dan memanfaatkan
perkebunan tersebut sebagai petani penggarap/pengolah. Sehingga dapat dimaklumi
bahwa keadaan social, ekonomi dan masyarakatnya dapat dikategorikan kelas
menengah ke bawah. Yang pada akhirnya akan berpengaruh juga kondisi dan
perhatian orang tua kepada anaknya untuk sekolah.
Sekolah
ini mulai beroperasi pada tahun 1989, dengan dua ruangan kelas dalam satu unit
bangunan tidak permanen yaitu bangunan yang terbuat dari papan sederhana. Segala
aktivitas sekolah berpadu dalam dua ruangan tersebut. Sehingga dapat di
bayangkan dalam kaitannya karya ilmiah ini mengenai perpustakaannya. Artinya
jangankan untuk perpustakaan, kegiatan guru dan kepala sekolah bercampur baur
di antara meja dan kursi belajar siswa. Barulah pada tahun 2005 sekolah ini
mendapat tambahan ruang belajar, berupa satu unit gedung dengan dua ruang
belajar. Sehingga kepenatan ruang belajar selama ini dapat sedikit teratasi.
Untuk diketahui sebelum ada tambahan ruang belajar, 6 rombongan belajar dibagi
dalam dua ruangan plus meja guru dan kepala sekolah dan lainnya.
Seperti
yang telah penulis uraikan diatas, bahwa sama halnya dengan kondisi sebagian
besar perpustakaan sekolah lainnya, dalam keadaan memprihatinkan. Kondisi buku
yang tidak terurus, koleksi buku yang tidak bertambah malah berkurang akibat
dimakan usia dan karena tidak adanya manajemen pelayanan perpustakaan yang
mengatur sirkulasi buku. Kondisi ini juga terjadi di SD Negeri No. 154/I Talang
Aro.
Berdasarkan
observasi lapangan yang penulis temui. Bahwa perpustakaan sekolah di SD ini
tidak memiliki ruangan sendiri yaitu menumpang diruangan kepala sekolah dan
guru dengan kondisi yang tidak tertata dengan baik, walaupun buku-buku yang ada
tersusun diatas lemari bekas yang dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan buku
tepatnya. Tidak ada kursi dan meja untuk membaca, sehingga banyak buku dipinjam
oleh sebagian kecil siswa dibaca dikelas atau diluar ruangan. Buku-buku yang
tersusun itupun jumlahnya tidak lebih dari 100 eksemplar dimana 70 persennya
adalah buku pelajaran pegangan guru dan siswa, sisanya buku-buku cerita dan
buku paket B yang kegiatan itu juga menumpang disekolah ini.
Kondisi
yang membawa minat membaca menjadi lebih baik, sungguh sangat jauh dari harapan
dan menciptakan minat baca siswa, ditambah dengan kurangnya pihak sekolah
menggalakkan siswa untuk membaca. Bagaimana siswa mau memanfaatkan
perpustakaan, jika guru-guru saja tidak juga membaca dan mengajak siswanya
gemar membaca.
2.1.3. Usaha Perbaikan
Perpustakaan SD Negeri No. 154/I Talang Aro
Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa amat
bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya
mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas tinggi tidak bisa lepas dari
pendidikan.
Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan
mengajar di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan
hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan
dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran.
Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan
misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum,
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang
lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.
Dengan membanjirnya informasi dalam skala global,
perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun
juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan
multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan
untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak
dimiliki oleh perpustakaan di sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan
guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali jenis informasi apa
saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di
atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah.
Dengan mengikuti program semacam itu murid diarahkan memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga
kelak akan bermanfaat di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya.
Sejalan dengan keinginan untuk mewujudkan sebuah
perpustakaan sekolah sebagaimana disebutkan di atas, tentu harus ada kerja sama
dan sinergi, termasuk apresiasi, terhadap perpustakaan di antara para
pustakawan sekolah, guru, kepala sekolah serta komite sekolah. Tentu saja disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta kemampuan sekolah dan masyarakat sekolah pada
umumnya untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dengan azas tepat
guna dan tepat sasaran, tidak besar pasak
dari pada tiang.
Paling tidak ada usaha dan kemauan yang besar dari
pihak sekolah dengan di dukung oleh komite sekolah selaku jembatan institusi
sekolah dengan masyarakat dan orang tua untuk mengusahakan terciptanya
perpustakaan sekolah yang layak dan meningkatkan minat baca siswa.
Selama ini kurangnya usaha menggalakkan siswa untuk
gemar membaca dan mencari sumber belajar melalui perpustakaan dapat diperbaiki
dengan lebih mengintensifkan peran perpustakaan. Guru harus lebih giat mengajak
siswanya mencari dan belajar di perpustakaan, bahkan mengajak dan menganjurkan
siswanya untuk gemar membaca apa saja yang positif tentunya.
Selain itu barangkali selama ini tidak adanya usaha
untuk mendapatkan bantuan buku-buku dari pihak terkait, untuk itu juga pihak
kepala sekolah selaku pemangku jabatan inti disekolah dengan dibantu guru-guru
dan koordinasi komite sekolah dapat mengajukan bantuan kepada instansi terkait
dan pihak-pihak yang mempunyai komitmen untuk memajukan pendidikan dan pada
akhirnya melahirkan generasi muda yang cerdas dan trampil.
2.2.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
2.2.1. Deskripsi Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang
perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran
ini kemudian diberikan sejak bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan
siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan
berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Kemudian pada
saat SMP dan SMA siswa juga mulai dikenalkan pada dunia kesastraan. Dimana
dititikberatkan pada tata bahasa, ilmu bahasa, dan berbagai apresiasi sastra.
Logikanya, telah 12 tahun mereka merasakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di
bangku sekolah. Selama itu pula mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak pernah
absen menemani mereka.
Tetapi, luar biasanya, kualitas berbahasa Indonesia
masih saja jauh dari apa yang diharapkan. Yaitu untuk dapat berkomunikasi
dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seolah-olah fungsi dari
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tidak terlihat maksimal.
Selama ini pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah cenderung
konvesional, bersifat hafalan, penuh jejalan teori-teori linguistik yang rumit.
Serta tidak ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Hal
ini khususnya dalam kemampuan membaca dan menulis. Pola semacam itu hanya
membuat siswa merasa jenuh untuk belajar bahasa Indonesia. Pada umumnya para
siswa menempatkan mata pelajaran bahasa pada urutan buncit dalam pilihan para
siswa. Yaitu setelah pelajaran-pelajaran eksakta dan beberapa ilmu sosial lain.
Jarang siswa yang menempatkan pelajaran ini sebagai favorit. Hal ini semakin
terlihat dengan rendahnya minat siswa untuk mempelajarinya dibandingkan dengan
mata pelajaran lain.
2.2.2. Penerapan Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah sejak
kelas 1 SD. Seperti ulat yang hendak bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Mereka
memulai dari nol. Pada masa tersebut materi pelajaran Bahasa Indonesia hanya
mencakup membaca, menulis sambung serta membuat karangan singkat. Baik berupa
karangan bebas hingga mengarang dengan ilustrasi gambar. Sampai ke
tingkat-tingkat selanjutnya pola yang digunakan juga praktis tidak mengalami
perubahan yang signifikan. Pengajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah
membuat para siswanya mulai merasakan gejala kejenuhan akan belajar Bahasa
Indonesia. Hal tersebut diperparah dengan adanya buku paket yang menjadi buku
wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga cenderung bersifat
hafalan yang membosankan. Inilah yang kemudian akan memupuk sifat menganggap
remeh pelajaran Bahasa Indonesia karena materi yang diajarkan hanya itu-itu
saja.
Belum lagi praktek mengajar guru yang tidak kreatif dan bertahan
dengan kondisi yang sudah dilakukan turun temurun, mengajar seadanya sehingga
terkesan sekedar melepas tanggung jawab.
Gaya mengajar yang dilakukan guru sebagaimana diungkapkan diatas,
jika dilihat secara lebih mendalam juga tidak dapat dinyatakan sebagai
ketidakmampuan guru semata, ada banyak faktor X yang mengkondisikan situasi
ini, khususnya di SD Negeri 154 Talang Aro ini. Dengan geografis yang kurang
menunjang kondisi ini diperparah dengan ketersediaan sarana prasana yang
disediakan pemerintah selaku pemangku pendidikan.
Istilah “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, agaknya masih
berlaku, buktinya dalam pengajaran bahasa Indonesia sehari-hari guru
menggunakan bahasa pengantar yang dicampur-campur dengan bahasa atau dialek
bahasa ibu/bahasa daerah, sehingga siswanya pun menjadi tidak terbiasa untuk
berbicara dengan bahasa Indonesia. Hal ini tentunya akan berpengaruh dengan
kemampuan berbahasa siswa. Kurangnya pengenalan akan kosakata-kosakata bahasa
Indonesia, sehingga berdampak pada aspek kebahasaan yang lain, seperti
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
2.2.3. Upaya Perbaikan Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis
dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.
Buku adalah jendela ilmu, begitu banyak istilah yang
sering dipublikasikan untuk mengajak semua orang untuk rajin membaca. Karena
buku dan bahan bacaan lainnya adalah sumber inspirasi untuk menggali kreasi
serta potensi yang ada dalam diri setiap individu.
Pembelajaran
bahasa Indonesia yang baik mencakup empat unsur dasar berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, serta penambahan unsur-unsur
kebahasaan dan sastra untuk melengkapi materi yang sedang dibahas. Dengan
demikian, siswa diharapkan mampu menguasai dengan baik keseluruhan kompetensi
yang telah ditetapkan dalam Standar Isi Tahun 2006.
Berdasarkan
wacana diatas, maka sebagai salah satu aspek untuk mengembangkan kemampuan
dasar berbahasa peserta didik, diantaranya adalah dengan mengaktifkan siswa
melalui kegiatan membaca, menemukan dan mengapresiasikan kebahasaan dengan
mengarahkan siswa untuk gemar membaca dan mengeksplorasi perpustakaan.
Sejalan
dengan itu, maka ketersediaan sarana perpustakaan yang layak dan represe tatif
semestinya disediakan oleh sekolah, baik melalui bantuan langsung pemerintah
maupun swadaya masyarakat sekolah lainnya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Keterkaitan Perpustakaan
Sekolah dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan perpustakaan
sangat penting perannya bagi kelangsungan pendidikan. Mengingat akan pentingnya
keberadaan perpustakaan ini maka selayaknyalah keberadaan perpustakaan yang
baik dan repsentatif disediakan oleh pihak sekolah dan lembaga terkait.
Perhatian terhadap keberadaan perpustakaan sekolah sering
terabaikan. Padahal, keberadaan perpustakaan sekolah dalam upaya mendorong
tumbuhnya minat baca sangat strategis. Paling tidak ada dua sebab mengapa para
siswa perlu terus didorong agar tumbuh kegemaran membacanya.
Pertama, menghadapi abad ke- 21 yang merupakan abad
teknologi dan informasi, para siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan
pengetahuan yang luas, sikap kritis, serta kesiapan untuk bersaing secara
kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan. Kedua, budaya membaca yang meningkat
merupakan cermin kemajuan suatu bangsa.
Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu dilakukan
berbagai upaya terus-menerus memberikan pemahaman dan apresiasi kepada para
siswa akan pentingnya pemanfaatan perpustakaan sekolah bagi peningkatan minat
dan kegemaran siswa dalam membaca. Upaya ini tentunya bukan hanya tugas seorang
pustakawan, tetapi juga harus didukung terutama oleh kepala sekolah serta
guru-guru di sekolah tersebut.
Para siswa perlu diberi pemahaman yang benar tentang
fungsi perpustakaan, baik sebagai sarana edukatif, informatif, rekreatif, dan
inspiratif. Perlu pula dijelaskan tentang tata tertib mengunjungi perpustakaan,
tata cara memilih jenis buku (katalogisasi), tata cara peminjaman buku, serta
penanaman kesadaran akan pentingnya memelihara dan menjaga keutuhan buku yang
dipinjamnya.
Penataan ruang perpustakaan yang nyaman serta pengayaan
khazanah perpustakaan perlu diupayakan agar siswa sebagai pengunjung merasa
betah berada di ruang perpustakaan. Yang dimaksud khazanah perpustakaan dalam
hal ini adalah tersedianya sebuah ruang audio yang dilengkapi dengan proyektor,
tape recorder, perangkat OHP, in focus, perangkat komputer, dan sebagainya.
2.2. Upaya
Peningkatan Perpustakaan Sekolah untuk Pembelajaran Bahasa Indonesia
Adapun
upaya yang dapat dilakukan untuk Peningkatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
antara lain :
1. Program Kegiatan
Perpustakaan Sekolah
Sebagai unit penunjang, Perpustakaan Sekolah harus selalu berupaya
untuk meningkatkan kwalitas dan kwantitas serta mengembangkan Perpustakaan
menuju perpustakaan yang mampu menyediakan informasi yang cepat dan tepat.
Untuk itu sekolah harus mengupayakan pembenahan dan peningkatan pelayanan
perpustakaan. Upaya untuk pembenahan dan peningkatan pelayanan kepada
pengunjung perpustakaan dapat dilakukan melalui kegiatan :
2. Pengadaan Koleksi Pustaka
Pengadaan koleksi perpustakaan adalah segala upaya yang dilakukan
untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah agar dapat menunjang proses belajar
mengajar. Pengadaan buku perpustakaan dapat dilakukan melalui :
3. Sumbangan Dari
Pemerintah/Badan/Instansi terkait
Perpustakaan sekolah biasanya mendapatkan buku-buku bacaan dari
instansi-instansi yang terkait dan dapat juga dari bantuan badan atau pihak lain
yang berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan.
4. Pembelian
Pengadaan buku-buku teks dan referensi dengan jalan membeli
merupakan jalan yang terbaik karena sekolah dapat memilih buku yang benar-benar
dibutuhkan oleh sekolah maupun mencari dari internet.
5. Pemberian Atau Hadiah
Pemberian atau hadiah buku-buku untuk perpustakaan dapat diperoleh
dari siswa-siswi baru, siswa-siswi yang naik kelas, siswa-siswi yang lulus,
bahkan juga dari guru dan karyawan.
6. Tukar Menukar
Buku-buku yang berlebih atau kurang bermanfaat bagi suatu
perpustakaan sekolah dapat ditukarkan ke perpustakaan lain.
7. Pembuatan Sendiri
Bahan perpustakaan dapat dibuat sendiri oleh pihak sekolah melalui :
1. Pembuatan
klipping dari koran dan majalah ataupun buletin.
2. Mengumpulkan
karya tulis dari siswa yang dinilai baik dan dapat dijadikan koleksi
perpustakaan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam lingkungan sekolah,
kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai, terlebih
pada pelajaran Bahasa Indonesia yang notebene adalah pembelajaran yang paling
mendasar karena untuk bisa menguasai perpustakaan tentulah aspek kebahasaannya
harus dipenuhi terlebih dahulu. Salah satunya adalah perpustakaan yang
berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Karena perpustakaan mengemban peranan
yang sangat penting. Fungsi perpustakaan akan dapat berjalan dengan baik jika
didukung oleh beberapa hal, antara lain :
- Pengembangan
koleksi buku
- Pengembangan
dan penguatan organisasi perpustakaan yang baik
- Pelayanan
yang profesional
- Penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai.
4.2. Saran
Saran
yang dapat penulis kemukakan dalam rangka upaya peningkatan pengelolaan perpustakaan
:
- Pihak
sekolah hendaknya menyediakan tenaga yang profesional khusus untuk
mengelola perpustakaan. Bukan hanya sekedar tugas tambahan yang diberikan
pada guru selaku pendidik, mengingat tugas dan tanggungan jawab guru pada
pendidikan begitu besar.
- Pihak
sekolah segera menambah koleksi buku-buku yang baru serta mengelola
perpustakaan sesuai dengan standar nasional bahkan internasional.
- Pihak
sekolah hendaknya segera menambah anggaran khusus untuk perpustakaan guna meningkatkan
sarana dan prasarana serta meningkatkan wawasan guru dan karyawan tentang
perpustakaan.
- Dengan
Perkembangan Teknologi informasi yang begitu pesat sekolah hendaknya
segera memanfaatkan teknologi informasi guna menuju perpustakaan digital (
e-library ) sesuai dengan tuntutan jaman.
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Salim. Melibatkan Siswa dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Republika, 22
Oktober 2008. (Online), (http://www.klubguru.com/index.php, diakses 10 Mei
2010)
Anang
Fauzi Purwanto. Upaya Peningkatan Pengelolaan Dan Pelayanan Perpustakaan.
(Online), (Email: mts_hidayat.prob@yahoo.co.id)
Aroem Andajani. 2008. Peran
Perpustakaan Sekolah Dalam Ikut Serta Pada Kegiatan Pendidikan Pustakawan
Penyelia. Ruang Baca Fakultas Teknologi Kelautan – ITS. (Online),
(www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010)
Darmono.
2007. Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar (Online),
(e-mail: plaza_mlg@yahoo.com, diakses 19 Maret 2010)
Dedi
Djunaedi. Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan Sekolah. (Online), (http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/home,
diakses 10 Mei 2010)
Dwiza
Ayuna S.Sos. Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah Upaya Meningkatkan Minat
Baca Siswa. (Online), (http://padang-today.com/index.php, diakses 10 Mei 2010)
Hanifah,
dkk. (2006). Courseparck on Teacher Librarianship (Terjemahan). Yogyakarta :
Jurusan IPI Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga. (Online), (www.pnri.go.id,
diakses 18 Maret 2010)
Hari Santoso. 2007. Promosi Sebagai Media Pemberdayaan Perpustakaan
Sekolah. Jurnal Perpustakaan Sekolah. Tahun 1 - Nomor 1 - April 2007. (Online),
(www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010)
Heri
Abi Burachman Hakim. Perpustakaan Sekolah Sarana Peningkatan Minat Baca.
(Online), (http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id/index.php, diakses 10 Mei 2010)
Hernandono. 2005. Meretas
Kebuntuan Kepustakawanan Indonesia Dilihat Dari Sisi Sumber Daya Tenaga
Perpustakaan. Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Pustakawan Utama. Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia (PNRI). (Online), (www.pnri.go.id, diakses 18 Maret
2010),
Hernowo.
Agar Perpustakaan Tak Jadi Kuburan (Online), ( http://www.mizan.com/portal/template/BacaArtikel/kodeart/1031,
diakses 10 Mei 2010)
Ibrahim
Badafal. (1999). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara
Mayoga. (Online), (www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010)
Kompas
20-11-07. Kembangkan Perpustakaan Sulit, Sekolah Bisa Membangun Budaya Baca.
(Online), (www.kompas.com, diakses 8 Maret 2010)
Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia (PNRI). Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Online),
(www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010)
Rohanda, Drs. Msi. 2000. Fungsi
Dan Peranan Perpustakaan Sekolah. Makalah disampaikan dalama rangka seminar
sehari Ikatan Pustakawan Indonesia. (Online), (www.pnri.go.id, diakses 18 Maret
2010)
Undang
Undang No. 43/2007 tentang Perpustakaan. (Online), (www.depdiknas.go.id,
diakses 17 Maret 2010)
Yunus S.P.;M.Si. Perpustakaan
Sekolah Bukan Tempat Penyimpan Buku. (Online), (Email : bacapustaka@yahoo.com,
diakses 17 Maret 2010)
_____________.
Pemberdayaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah (Online), (http://perpustakaansditlh.multiply.com/,
diakses 10 Mei 2010)
Komentar
Posting Komentar